Minggu, 03 November 2013
Sabtu, 02 November 2013
AMBULASI DINI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ambulasi merupakan tahapan
kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca operasi dimulai dari bangun,
dan duduk di sisi tempat tidur hingga pasien turun dari tempat tidur, berdiri
dan mulai belajar berjalan.
Manfaat ambulasi adalah
untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis (thrombosis vena
profunda/DVT). Mengurangi komplikasi immobilisasi pasca operasi,
mempercepat pemulihan peristaltic usus, mempercepat pasien pasca operasi (Hinchliff,
1999; Craven dan Hirnle,
2009).
Ambulasi sangat penting
dilakukan pada pasien pasca operasi karena jika pasien membatasi pergerakannya
di tempat tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi pasien akan semakin
sulit untuk memulai berjalan (Kozier, 1989).
Menurut Kozier dan Erb (1987), factor yang mempengaruhi
ambulasi adalah kondisi kesehatan pasien, nutrisi, emosi, situasi dan kebiasaan
serta gaya hidup dan pengetahuan.
Untuk itu penulis membuat
makalah ini agar dapat membantu tata cara dasar ambulasi yang benar.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian
dari ambulasi?
2.
Apakah tujuan dari
ambulasi?
3.
Sebutkan dan
jelaskan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan ambulasi
4.
Sebutkan apa saja
alat-alat yang dipergunakan dalam pelaksanaan ambulasi
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian dari ambulasi.
2.
Untuk mengetahui
tujuan dari ambulasi.
3.
Untuk mengetahui
tindakan-tindakan yang berhubungan dengan ambulasi.
4.
Untuk mengetahui apa
saja alat-alat yang dipergunakan dalam pelaksanaan ambulasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian.
Ambulasi adalah latihan yang paling berat dimana pasien yang dirawat dirumah
sakit dapat berpartisipasi kecuali dikontraindikasikan oleh kondisi pasien.
Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien
pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat
tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien
(Roper, 2002)
Ambulasi merupakan latihan yang dilakukan dengan hati-hati tanpa tergesa-gesa
untuk memperbaiki sirkulasi dan mencegah flebotrombosis (Hin Chiff, 1999)
Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk semua pasien.
Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibelitas. Keuntungan dari latihan
berangsur-angsur dapat di tingkatkan seiring dengan pengkajian data pasien
menunjukkan tanda peningkatan toleransi aktivitas. Menurut Kozier (1995 dalam Asmandi, 2008) ambulasi
adalah aktivitas berjalan. Ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan
segera pada pasien paska operasi dimulai dari duduk sampai pasien turun dari
tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi
pasien.
2.2. Tujuan
1.
Untuk memenuhi
kebutuan aktivitas
2.
Memenuhi kebutuhan
ambulasi
3.
Mempertahankan
kenyamanan
4.
Mempertahankan
toleransi terhadap aktivitas
5.
Mempertahankan
control diri pasien
6.
Memindahkan pasien
untuk pemeriksaan
Sedangkan Menurut
Asmadi (2008) manfaat Ambulasi adalah :
1.
Mencegah dampak Immobilisasi pasca
operasi meliputi :
a.
Sistem Integumen : kerusakan integritas
kulit seperti Abrasi, sirkulasi yang terlambat yang menyebabkan terjadinya
Atropi akut dan perubahan turgor kulit.
b.
Sistem Kardiovaskuler : Penurunan
Kardiak reserve, peningkatan beban kerja jantung, hipotensi ortostatic, phlebotrombosis.
c.
Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas
vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi / perfusi
setempat, mekanisme batuk yang menurun.
d.
Sistem Pencernaan : Anoreksi-Konstipasi,
Penurunan Metabolisme.
e.
Sistem Perkemihan : Menyebabkan
perubahan pada Eliminasi Urine, infeksi saluran kemih, hiperkalsiuria
f.
Sistem Muskulo Skeletal :
Penurunan masa otot, osteoporosis, pemendekan serat otot
g.
Sistem Neurosensoris : Kerusakan
jaringan, menimbulkan gangguan syaraf pada bagian distal, nyeri yang hebat.
2.
Depresi
3.
Perubahan tingkah laku
4.
Perubahan siklus tidur
5.
Perubahan kemampuan pemecahan masalah
2.3 Persiapan ambulasi dini
Persiapan Iatihan
fisik yang diperlukan pasien hingga memiliki kemampuan ambulasi, antara lain :
1.
Latihan otot-otot Quadriceps Femoris dan
otot-otot Gluteal :
a.
Kerutkan otot-otot quadriaps sambil
berusaha menekan daerah popliteal, seolah-olah ia menekan lututnya ke bawah
sampai masuk ke lutut sementara kakinya naik ke atas.
b.
Hitung sampai
hitungan kelima.
c.
Ulangi latihan ini 10 – 15 kali.
2.
Latihan untuk menguatkan otot-otot
ekstrimitas atas dan lingkar bahu :
a.
Bengkokkan dan luruskan lengan
pelan-pelan sambil memegang berat traksi atau benda yang beratnya
berangsur-angsur ditambah dan junlah pengulangannya. Ini berguna untuk menambah
kekuatan otot ekstrimitas atas.
b.
Menekan balon karet. Ini berguna untuk
meningkatkan kekuatan genggaman.
c.
Angkat kepala dan bahu dari tempat tidur
kemudian rentangkan tangan sejauh mungkin.
d.
Duduk di tempat tidur, angkat tubuh dari
tempat tidur, tahan selama beberapa menit (Asmadi), 2008)
Prinsip-Prinsip
yang Harus diperhatikan oleh Perawat dalam Membantu
Pasien Ambulasi adalah Sebagai berikut:
a) Ketika
merencanakan untuk memindahkan pasien, atur untuk bantuan yang adekuat. Gunakan
alat bantu mekanik jika bantuan tidak mencukupi
b) Dorong
klien untuk membantu sebanyak mungkin sesuai kemampuan
c) Jaga
punggung, leher, pelvis, dan kaki lurus. Cegah terpelintir
d) Fleksikan
lutut, buat kakai tetap lebar
e) Dekatkan
tubuh perawat dengan klien (objek yang diangkat)
f) Gunakan
lengan atau tungkai (bukan punggung)
g) Tarik
klien kearah penariknya menggunakan sprei.
h) Rapatkan
otot abdomen dan gluteal untuk persiapan bergerak
i)
Seseorang dengan beban yang sangat berat
diangkat bersama dengan dipimping seseorang dengan menghitung sampai
tiga.(Narko Wiyono, 2002).
2.4 Tindakan-tindakan ambulasi dini
- Duduk diatas tempat tidur
a. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
b. Tempatkan klien pada posisi terlentang
c. Pindahkan semua bantal
d. Posisi menghadap kepala tempat tidur
e. Regangkan kedua kaki perawat dengan kaki paling dekat ke kepala tempat
tidur di belakang kaki yang lain.
f. Tempatkan tangan yang lebih jauh dari klien di bawah bahu klien, sokong
kepalanya dan vetebra servikal.
g. Tempatkan tangan perawat yang lain pada permukaan
temapt tidur.
h. Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan perawat dari depan kaki ke belakang kaki.
i.
Dorong melawan tempat tidur dengan
tangan di permukaan tempat tidur.
2.
Duduk di tepi tempat tidur
a.
Jelaskan pada pasien prosedur yang akan
dilakukan
b.
Tempatkan px pada posisi miring,
menghadap perawat di sisi tempat tidur tempat ia akan duduk.
c.
Pasang pagar tempat tidur pada sisi 2.
yang berlawanan.
d.
Tinggikan
kepala tempat tidur pada ketinggian yang dapat ditoleransi pasien.
e.
Berdiri pada sisi panggul klien yang
berlawanan.
f.
Balikkan secara diagonal sehingga
perawat berhadapan dengan pasien dan menjauh
dari sudut tempat tidur.
g.
Regangkan kaki perawat dengan kaki
palingdekat ke kepala tempat tidur di depan kaki yang lain
h.
Tempatkan lengan yang lebih dekat ke
kepala tempat tidur di bawah bahu pasien, sokong kepala dan lehernya
i.
Tempat
tangan perawat yang lain di atas paha pasien.
j.
Pindahkan tungkai bawah klien dan kaki
ke tepi tempat tidur.
k.
Tempatkan poros ke arah belakang kaki,
yang memungkinkan tungkai atas pasien memutar ke bawah.
l.
Pada
saat bersamaan, pindahkan berat badan perawat ke belakang tungkai dan angkat pasien.
m.
Tetap didepan pasien sampai mencapai
keseimbangan.
n.
Turunkan tinggi tempat tidur sampai kaki
menyentuh lantai
3.
Memindahkan Pasien dari TT ke Kursi
a.
Bantu pasien ke posisi duduk di tepi
tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur.
Jika menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kusi roda dalam posisi terkunci.
b.
Pasang
sabuk pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan lembaga.
c.
Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu
yang stabil dan antislip.
d.
Regangkan kedua kaki perawat.
e.
Fleksikan panggul dan lutut perawat,
sejajarkan lutut perawat dengan pasien
f.
Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau
gapai melalui aksila pasien dan tempatkan
tangan pada skapula pasien.
g.
Angkat
pasien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul dan kaki, pertahankan lutut agak
fleksi.
h.
Pertahankan stabilitas kaki yang lemah
atau sejajarkan dengan lutut perawat.
i.
Berporos pada kaki yang lebih jauh dari
kursi, pindahkan pasien secara langsung ke depan kursi
j.
Instruksikan pasien untuk menggunakan
penyangga tangan pada kursi untuk menyokong.
k.
Fleksikan
panggul perawat dan lutut saat menurunkan pasien ke kursi.
l.
Kaji
klien untuk kesejajaran yang tepat.
m.
Stabilkan tungkai dengan selimut mandi
n.
Ucapkan terima kasih atas upaya pasien
dan puji pasien untuk kemajuan dan penampilannya.
4.
Membantu Berjalan
a.
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan
di samping badan atau memegang telapak tangan perawat.
b.
Berdiri di samping pasien dan pegang
telapak dan lengan bahu pasien.
c.
Bantu pasien berjalan
5.
Memindahkan Pasien dari TT ke Brancard
Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien yang tidak
dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur ke branchard.
1.
Atur
posisi branchard dalam posisi terkunci
2.
Bantu pasien dengan 2 – 3 perawat
3.
Berdiri menghadap pasien
4.
Silangkan tangan di depan dada
5.
Tekuk lutut anda, kemudian masukkan
tangan ke bawah tubuh pasien.
6.
Perawat pertama meletakkan tangan di
bawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan pinggul pasien,
sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan di bawah pinggul dan
kaki.
7.
Angkat
bersama-sama dan pindahkan ke branchard
6.
Melatih Berjalan dengan menggunakan Alat
Bantu Jalan
Kruk dan tongkat sering diperlukan untuk meningkatkan
mobilitas pasien. Melatih berjalan dengan menggunakan
alat bantu jalan merupakan kewenangan team fioterapi. Namun perawat tetap
bertanggungjawab untuk menindaklanjuti dalam menjamin bahwa perawatan yang
tepat dan dokumentasi yang lengkap dilakukan
2.5 Dampak Ambulasi yang salah
Penggunaan ambulasi yang salah akan menimbulkan dampak :
- Keteregangan sehingga
memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem muskuloskeletal
- Resiko kecelakaan pada sistem muskoloskeletal
2.6 Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan
ambulasi
1.
Kruk adalah alat yang
terbuat dari logam atau kayu dan digunakan permanen untuk meningkatkan
mobilisasi serta untuk menopang tubuh dalam keseimbangan pasien. Misalnya:
Conventional, Adjustable dan lofstrand
2.
Canes (tongkat) yaitu
alat yang terbuat dari kayu atau logam setinggi pinggang yang digunakan pada
pasien dengan lengan yang mampu dan sehat. Meliputi tongkat berkaki panjang
lurus (single stight-legged) dan tongkat berkaki segi empat (quad
cane).
3.
Walkers yaitu alat yang terbuat dari logam mempunyai empat penyangga yang
kokoh digunakan pada pasien yang mengalami kelemahan umum, lengan yang kuat dan
mampu menopang tubuh.
2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan
Ambulasi Dini
1.
Kesehatan Umum
Penyakit, kelemahan, penurunan aktivitas, kurangnya latihan fisik dan lelah
kronik menimbulkan efek yang tidak nyaman pada fungsi musculoskeletal. (Kozter,
1987)
2.
Tingkat Kesadaran
Pasien dengan kondisi disorienrtasi, bingung atau mengalami perubahan
tingkat kesadaran tidak mampu melakukan ambulasi dini pasca operasi.
3.
Nutrisi
Pasien yang kurang nutrisi sering mengalami atropi otot, penurunan jaringan
subkutan yang serius, dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pasien
juga akan mengalami defisisensi protein, keseimbangan nitrogen dan tidak ada
kuatnya asupan vitamin C (Patter & Perry, 2006)
4.
Emosi
Perasaan nyaman, kebahagiaan, kepercayaan dan penghargaan pada diri sendiri
akan mempengaruhi pasien untuk melaksanakan prosedur ambulasi
(Kozier, 1987)
5.
Tingkat Pendidikan
Pendidikan menyebabkan perubahan pada kemampuan intelektual, mengarahkan
pada ketrampilan yang lebih baik dalam mengevaluasi informasi (Goldman 2002). Pendidikan
dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengatur kesehatan mereka, untuk
mematuhi saran-saran kesehatan
6.
Pengetahuan
Hasil penelitian mengatakan bahwa perilaku yang di dasari oleh pengetahuan
akan bertahan lama dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo
– 1993)
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien
paska operasi dimulai dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan
mulai berjalan.
2. Tujuan ambulasi adalah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatan pasien
3. Latihan ambulasi seperti duduk di atas tempat tidur, turun dan berdiri dari
tempat tidur, membantu berjalan, dan memindahkan pasien dari tempat tidur ke
branchard.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Uliyah, Musrifatul & Hidayat A. A.
A. (2008). Keterampilan Dasar Praktik untuk Kebidanan (Edisi
2). Jakarta: Salemba Medika
2.
Uliyah, Musrifatul & Hidayat A. A.
A. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
3.
Asmadi ,(2008). Tehnik Prosedural
Keperawatan, Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :
Salemba medika
4.
Brunner & Sudart (2002). Buku Ajar
KeperawatanMedikal Bedah.( Alih Bahasa Rini, MA). Jakarta EGC.
Langganan:
Postingan (Atom)